Juli 2013

KEAJAIBAN SYUKUR

GPAIKotabaru - 02.32

<br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgh4zKd8rYcxcc0fhPIvo7cjEbO5ge-QRPlv4zh-u9bdVk_-mPh-cYShhHEHXkee4DXoGddNoKG49cHPfx1sZiABt67ZREnpFSb8WI4HBrTJc8jmxTNtE3KGiIe2tXupwmWEAaTCxMjc84/s1600/syukur+2.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgh4zKd8rYcxcc0fhPIvo7cjEbO5ge-QRPlv4zh-u9bdVk_-mPh-cYShhHEHXkee4DXoGddNoKG49cHPfx1sZiABt67ZREnpFSb8WI4HBrTJc8jmxTNtE3KGiIe2tXupwmWEAaTCxMjc84/s320/syukur+2.jpg" width="320" /></a></div>Semua hal yang <b>“LUAR BIASA</b>” berawal dari hal yang BIASA.<br />Untuk merubah dari yang BIASA menjadi LUAR BIASA….<br />Maka….<br />Untuk Sesaat saja…<br />Stop Rasio & Logika….<br />Stop memPertanyakan….<br />Masuki Keheningan & Kebeningan diri…<br />Hidupkan Imajinasi & Harapan…<br />Baca dengan seksama…<br />Dan…<br />Fahamilah…<br />bahwa…..<br />Untuk merubah dari yang BIASA menjadi LUAR BIASA….<br />adalah dengan…<br /><b>men”Syukuri” yang sudah ada….</b><br />Maka…<br /><b>Praktekkan KEAJAIBAN SYUKUR ‘ala NAQS DNA.</b><br />Agar Kehidupan anda menjadi LUAR BIASA…<br /><ul><li>Amati segala sesuatu yang sudah biasa anda lakukan…</li><li>Amati segala sesuatu yang telah anda punya…</li><li>Amati segala sesuatu yang telah anda raih….</li><li>Lalu Rasakan diri anda terhubung dengan Kebesaran Allah swt..</li><li>Rasakan diri anda adalah bagian dari alam semesta ini..</li><li>Rasakan getaran diri anda bersatu dengan Cahaya Semesta Ilahi…</li><li>Dan, katakan dengan tegas dalam hati. Apa manfaat & hikmah dari hal tersebut bagi alam semesta.</li><li>Kemudian, rasakan kembali betapa anda telah berkontribusi dalam Rancangan Ilahi yang tergelar di semesta ini…</li></ul><i>Tarik nafas anda dengan perlahan…..</i><br /><i> Lalu katakan dengan sepenuh penghayatan…</i><br /><i> Alhamdulillah, Terima Kasih Ya Allah…</i><br /><i> Alhamdulillah, Terima Kasih Ya Allah…</i><br /><i> Alhamdulillah, Terima Kasih Ya Allah…</i><br />Maka, mulai saat sekarang dan seterusnya.<br /><i>Setiap anda menarik nafas dengan perlahan</i> dan berkata “<i>Alhamdulillah, Terima Kasih Ya Allah…</i>“<br />Maka diri anda akan dipenuhi dengan energi Syukur yang LUAR BIASA.<br />Dan semua yang anda lakukan, semua yang anda punya, dan semua yang telah anda raih.<br />Akan menjadi LUAR BIASA bagi anda.<br />Dan mulai sekarang dan seterusnya,<br />Kehidupan anda akan menjadi LUAR BIASA dan dipenuhi dengan KEAJAIBAN, KEIKHLASAN, & KEBAHAGIAAN….<br />Sekali lagi…<br /><i>Tarik nafas anda dengan perlahan…..</i><br /><i> Lalu katakan dengan sepenuh penghayatan…</i><br /><i> Alhamdulillah, Terima Kasih Ya Allah…</i><br /><i> Alhamdulillah, Terima Kasih Ya Allah…</i><br /><i> Alhamdulillah, Terima Kasih Ya Allah…</i><br />Sekali lagi…<br /><i>Tarik nafas anda dengan perlahan…..</i><br /><i> Lalu katakan dengan sepenuh penghayatan…</i><br /><i> Alhamdulillah, Terima Kasih Ya Allah…</i><br /><i> Alhamdulillah, Terima Kasih Ya Allah…</i><br /><i> Alhamdulillah, Terima Kasih Ya Allah…</i>

02.32

Rahasia Syukur, Sabar, dan Istighfar

GPAIKotabaru - 02.28

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTegpxBHVkyMHSa47Gn0VZSIxUp51bFsmUH9l6FUTQG1Fy2Lwv9TX8NX2Noe6aM5R_K0KcJ-GChaYlzobFCvvaFITJNWyReXEu20zCnYIMpDZGR9O4m50NZDxydp4j6JC1ngK8J7wr_Es/s1600/syukur1.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTegpxBHVkyMHSa47Gn0VZSIxUp51bFsmUH9l6FUTQG1Fy2Lwv9TX8NX2Noe6aM5R_K0KcJ-GChaYlzobFCvvaFITJNWyReXEu20zCnYIMpDZGR9O4m50NZDxydp4j6JC1ngK8J7wr_Es/s1600/syukur1.jpg" /></a></div><span id="sasText" style="left: -9999px; position: fixed; top: 0px;"></span><br />Dalam mukaddimah kitab <i>Al Waabilush Shayyib</i>,  Imam Ibnul Qayyim mengulas tiga hal di atas dengan sangat mengagumkan.  Beliau mengatakan bahwa kehidupan manusia berputar pada tiga poros:  Syukur, Sabar, dan Istighfar. Seseorang takkan lepas dari salah satu  dari tiga keadaan:<br /><b>1-</b> Ia mendapat curahan nikmat yang tak terhingga dari Allah, dan inilah mengharuskannya untuk bersyukur. <a href="http://muslim.or.id/tazkiyatun-nufus/memahami-syukur.html">Syukur</a> memiliki tiga rukun, yang bila ketiganya diamalkan, berarti seorang  hamba dianggap telah mewujudkan hakikat syukur tersebut, meski  kuantitasnya masih jauh dari ‘cukup’. Ketiga rukun tersebut adalah:<br /><ol><li>Mengakui dalam hati bahwa nikmat tersebut dari Allah.</li><li>Mengucapkannya dengan lisan.</li><li>Menggunakan kenikmatan tersebut untuk menggapai ridha Allah, karena Dia-lah yang memberikannya.</li></ol>Inilah rukun-rukun syukur yang mesti dipenuhi<br /><b>2-</b> Atau, boleh jadi Allah mengujinya dengan berbagai  ujian, dan kewajiban hamba saat itu ialah bersabar. Definisi sabar itu  sendiri meliputi tiga hal:<br /><ol><li>Menahan hati dari perasaan marah, kesal, dan dongkol terhadap ketentuan Allah.</li><li>Menahan lisan dari berkeluh kesah dan menggerutu akan takdir Allah.</li><li>Menahan anggota badan dari bermaksiat seperti menampar wajah,  menyobek pakaian, (atau membanting pintu, piring) dan perbuatan lain  yang menunjukkan sikap ‘tidak terima’ terhadap keputusan Allah.</li></ol>Perlu kita pahami bahwa Allah menguji hamba-Nya bukan karena Dia  ingin membinasakan si hamba, namun untuk mengetes sejauh mana  penghambaan kita terhadap-Nya. Kalaulah Allah mewajibkan sejumlah  peribadatan (yaitu hal-hal yang menjadikan kita sebagai abdi/budak-nya  Allah) saat kita dalam kondisi lapang; maka Allah juga mewajibkan  sejumlah peribadatan kala kita dalam kondisi sempit.<br />Banyak orang yang ringan untuk melakukan peribadatan tipe pertama,  karena biasanya hal tersebut selaras dengan keinginannya. Akan tetapi  yang lebih penting dan utama adalah peribadatan tipe kedua, yang sering  kali tidak selaras dengan keinginan yang bersangkutan.<br />Ibnul Qayyim lantas mencontohkan bahwa berwudhu di musim panas  menggunakan air dingin; mempergauli isteri cantik yang dicintai, memberi  nafkah kepada anak-isteri saat banyak duit; adalah ibadah. Demikian  pula berwudhu dengan sempurna dengan air dingin di musim dingin dan  menafkahi anak-isteri saat kondisi ekonomi terjepit, juga termasuk  ibadah; tapi nilainya begitu jauh antara ibadah tipe pertama dengan  ibadah tipe kedua. Yang kedua jauh lebih bernilai dibandingkan yang  pertama, karena itulah <a href="http://muslim.or.id/tag/ibadah">ibadah</a> yang sesungguhnya, yang membuktikan penghambaan seorang hamba kepada Khaliqnya.<br />Oleh sebab itu, Allah berjanji akan mencukupi hamba-hamba-Nya, sebagaimana firman Allah,<br /><div style="font-size: 18px; text-align: right;">أَلَيْسَ اللَّهُ بِكَافٍ عَبْدَهُ</div>“<i>Bukankah Allah-lah yang mencukupi (segala kebutuhan) hamba-Nya?</i>” (QS. Az Zumar: 36).<br />Tingkat kecukupan tersebut tentulah berbanding lurus dengan tingkat  penghambaan masing-masing hamba. Makin tinggi ia memperbudak dirinya  demi kesenangan Allah yang konsekuensinya harus mengorbankan kesenangan  pribadinya, maka makin tinggi pula kadar pencukupan yang Allah berikan  kepadanya. Akibatnya, sang hamba akan senantiasa dicukupi oleh Allah dan  termasuk dalam golongan yang Allah sebutkan dalam firman-Nya:<br /><div style="font-size: 18px; text-align: right;">إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ وَكَفَى بِرَبِّكَ وَكِيلًا</div>“<i>(Sesungguhnya, engkau (Iblis) tidak memiliki kekuasaan atas  hamba-hamba-Ku, dan cukuplah Rabb-mu (Hai Muhammad) sebagai wakil  (penolong)</i>” (QS. Al Isra’: 65).<br />Hamba-hamba yang dimaksud dalam ayat ini adalah hamba yang  mendapatkan pencukupan dari Allah dalam ayat sebelumnya, yaitu mereka  yang benar-benar menghambakan dirinya kepada Allah, baik dalam kondisi  menyenangkan maupun menyusahkan. Inilah hamba-hamba yang terjaga dari  gangguan syaithan, alias syaithan tidak bisa menguasai mereka dan  menyeret mereka kepada makarnya, kecuali saat hamba tersebut lengah  saja.<br />Sebab bagaimana pun juga, setiap manusia tidak akan bebas 100% dari  gangguan syaithan selama dia adalah manusia. Ia pasti akan termakan  bisikan syaithan suatu ketika. Namun bedanya, orang yang benar-benar  merealisasikan ‘ubudiyyah (peribadatan) kepada Allah hanya akan  terganggu oleh syaithan di saat dirinya lengah saja, yakni saat dirinya  tidak bisa menolak gangguan tersebut… saat itulah dia termakan hasutan  syaithan dan melakukan pelanggaran.<br />dengan demikian, ia akan beralih ke kondisi berikutnya:<br /><b>3-</b> Yaitu begitu ia melakukan dosa, segera lah ia  memohon ampun (beristighfar) kepada Allah. Ini merupakan solusi luar  biasa saat seorang hamba terjerumus dalam dosa. Bila ia hamba yang  bertakwa, ia akan selalu terbayang oleh dosanya, hingga dosa yang  dilakukan tadi justeru berdampak positif terhadapnya di kemudian hari.  Ibnul Qayyim lantas menukil ucapan Syaikhul Islam Abu Isma’il Al Harawi  yang mengatakan bahwa konon para salaf mengatakan: “<i>Seseorang  mungkin melakukan suatu dosa, yang karenanya ia masuk Jannah; dan ia  mungkin melakukan ketaatan, yang karenanya ia masuk Neraka</i>”. <i>Bagaimana kok begitu? </i>Bila  Allah menghendaki kebaikan atas seseorang, Allah akan menjadikannya  terjerumus dalam suatu dosa (padahal sebelumnya ia seorang yang shalih  dan gemar beramal shalih). Dosa tersebut akan selalu terbayang di depan  matanya, mengusik jiwanya, mengganggu tidurnya dan membuatnya selalu  gelisah. Ia takut bahwa semua keshalihannya tadi akan sia-sia karena  dosa tersebut, hingga dengan demikian ia menjadi takluk di hadapan  Allah, takut kepada-Nya, mengharap rahmat dan maghfirah-Nya, serta  bertaubat kepada-Nya. Nah, akibat dosa yang satu tadi, ia terhindar dari  penyakit ‘ujub (kagum) terhadap keshalihannya selama ini, yang boleh  jadi akan membinasakan dirinya, dan tersebab itulah ia akan masuk  Jannah.<br />Namun sebaliknya orang yang melakukan suatu amalan besar, ia bisa  jadi akan celaka akibat amalnya tersebut. Yakni bila ia merasa kagum  dengan dirinya yang bisa beramal ‘shalih’ seperti itu. Nah, kekaguman  ini akan membatalkan amalnya dan menjadikannya ‘lupa diri’. Maka bila  Allah tidak mengujinya dengan suatu dosa yang mendorongnya untuk taubat,  niscaya orang ini akan celaka dan masuk Neraka.<br />Demikian kurang lebih penuturan beliau dalam mukaddimah kitab tadi, semoga kita terinspirasi dengan tulisan yang bersahaja ini.<br />—<br />Penulis: <a href="http://basweidan.com/rahasia-syukur-sabar-istighfar/">Ustadz Sufyan Basweidan, MA</a><br />Artikel <a href="http://muslim.or.id/">Muslim.Or.Id</a><br /><div id="credit"><br />Dari artikel '<a href="http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/rahasia-syukur-sabar-dan-istighfar.html#">Rahasia Syukur, Sabar, dan Istighfar — Muslim.Or.Id</a>'</div>

02.28

“KHAIRU UMMAH”

GPAIKotabaru - 00.21

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><i>“ kalian adalah ummat terbaik……..”</i><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><i><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3uoyTnAsA6F0Ng7PkwR-Cou0PK5lAp_hd0uGK0vEAUtKzrTrnfvR43kvflAbysocui7v1drwqYCJtPqaNTO9yglqUCSpOpfIrRY-Odv0BgXtvgRcTGFxU88vxoalJmyjkEviyZHxpFXM/s1600/download+%25281%2529.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3uoyTnAsA6F0Ng7PkwR-Cou0PK5lAp_hd0uGK0vEAUtKzrTrnfvR43kvflAbysocui7v1drwqYCJtPqaNTO9yglqUCSpOpfIrRY-Odv0BgXtvgRcTGFxU88vxoalJmyjkEviyZHxpFXM/s1600/download+%25281%2529.jpg" /></a></i></div></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br /></div><div class="MsoBodyTextIndent"><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt;">Satu demi satu, sahabat-sahabat Rasulullah berubah, seiring dengan berjalannya waktu mereka ikut mengalami proses <i>rekonstruksi </i>(pembangunan ulang) visi, misi dan pandangan hidup mereka tentang Tuhan sebagai pencipta, tentang diri sebagai manusia, tentang alam sebagai tempat mereka hidup dan tentang misi hidup di dunia ini. Disinilah dinamika awal perubahan besar konsep diri yang pada akhirnya secara tiba-tiba gurun jazirah Arab dipenuhi oleh model-model<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>umat terbaik (<i>khairu ummah</i>) yang siap memimpin dunia<span style="mso-spacerun: yes;">  </span></span></div></div><div class="MsoBodyTextIndent"><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt;">Dari masyarakat yang buta aksara dan buta etika itu, lahirlah pemikir dan ilmuwan besar seperti Umar bin Khaththab, Ali bin Abi Thalib, Ibnu Umar, Ibnu Abbas, Zaid Bin Tsabit dll yang menurut catatan Ibnul Qayyim ada sekitar 100 sampai 110 orang ulama yang diwariskan Rasulullah setelah beliau wafat.</span></div></div><div class="MsoBodyTextIndent"><span style="font-size: 12.0pt;">Dari masyarakat yang tidak terstruktur itu lahirlah pemimpin-pemimpin negara seperti Abu Bakar, Umar bin Khatab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib atau panglima-panglima besar sepertiKhalib bin Walid, Abu Ubaidah, Sa’ad bin Abi Waqqash dll</span></div><div class="MsoBodyTextIndent"><span style="font-size: 12.0pt;">Dari mereka pula munculah puluhan <i>entrepreneur </i>ulung seperti Abu Bakar, Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf dll yang sebagian<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>besar hasil usahanya<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>dipersembahkan untuk membantu perjuangan dakwah Islam.</span></div><div class="MsoBodyTextIndent"><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt;">Sejarah mencatat dengan tinta emas bahwa Islam tidak pernah berhenti mencetak manusia-manusia tangguh <b>Yang kedewasaanya melebihi umurnya, pikirannya jauh melampaui jamannya dan solusi dari setiap masalah yang ada<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>jauh mendahului sebelum masalah menghampirinya</b>. Kini, dalam menyongsong kebangkitan Islam di abad XXI ini, kita merindukan model-model <i>“Khairu Ummah”</i> yang kehadirannya bisa menggoncangkan dunia dan bisa membuat setiap orang terpesona<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>karena aura ketangguhannya baik tangguh secara Iman dan Taqwa maupun tangguh secara Ilmu Pengetahuan dan Teknologi<span style="mso-spacerun: yes;">  </span></span></div></div><div class="MsoBodyTextIndent"><br /></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="text-indent: 0in;"><span style="font-size: 12.0pt;">LANDASAN Syar;’I</span></div><div class="MsoBodyTextIndent"><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt;">Sangat beruntung kita<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>karena telah memilih dan dipilih oleh Allah sebagai muslim. <i>(QS. Al-Hajj, 22;78)</i> Pilihan yang didasarkan kesadaran penuh, perasaan yang tulus ikhlas akan menjadikan Islam sebagai dasar semua segi kehidupannya. Segala sikap dan perilaku berkeluarga, berbisnis, bermasyarakat dll semuanya tidak lepas dari norma-norma Islam. Jika demikian maka kita sudah termasuk dalam kategori <b>“Muslim Kaffah”….</b><i>Dan masuklah Islam secara menyeluruh..(QS. Al-Baqarah, 2:208)</i></span></div></div><div class="MsoBodyTextIndent"><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt;">Allah berfirman dalam <i>QS. Al-Ashr : Demi waktu, sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh dan saling berwasiat dalam kebenaran dan kesabaran.</i></span></div></div><div class="MsoBodyTextIndent"><span style="font-size: 12.0pt;">Allah pertama kali mengatakan <i>Wal Ashr</i>, <b>Demi Waktu</b> dan ini adalah <b>sumpah </b>artinya Allah bersumpah dengan makhluknya yaitu waktu. Ahgli tafsir mengatakan jika Allah bersumpah dengan makhluknya berarti makhluk tersebut memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.</span></div><div class="MsoBodyTextIndent"><span style="font-size: 12.0pt;">Konsep waktu dalam al-Qur’an surat <i>Al-Mulk ayat 2 : “Dia-lah Allah yang menciptakan kematian dan kehidupan agar dia menguji kamu, siapakah yang paling banyak amalnya..”</i></span></div><div class="MsoBodyTextIndent"><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt;">Yusuf Qardhawi mengatakan <i>“Al-waqtu huwal hayat” </i><b>Waktu adalah hidup itu sendiri…</b></span></div></div><div class="MsoBodyTextIndent"><span style="font-size: 12.0pt;">Jika dalam arti ini maka sama artinya <b>Wal-Ashr itu dengan Demi Kehidupan.</b></span></div><div class="MsoBodyTextIndent"><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt;">Kemudian kata <i>“Inna”</i>(sungguh) kata yang berfungsi sebagai penguat dan memiliki pengaruh psikologis dalam membuat sebuah pernyataan bahwa “Sesungguhnya semua jenis manusia itu benar-benar akan berada dalam kerugian baik fisik, materil, ruhani, spritual, ekonomi, politik dst” Bersifat umum dan semua jenis manusia termasuk dalam kategori ini (merugi)</span></div></div><div class="MsoBodyTextIndent"><span style="font-size: 12.0pt;">Setelah itu Allah membuat sebuah pengecualiaan dengan kata <i>“Illa”</i> yaitu orang-orang yang terbebas dari kerugian<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>yaiotu :</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: .5in; mso-list: l0 level1 lfo4; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-size: 12.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">      </span></span></span><span style="font-size: 12.0pt;">orang yang beriman</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: .5in; mso-list: l0 level1 lfo4; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-size: 12.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">      </span></span></span><span style="font-size: 12.0pt;">orang yang beramal shaleh</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: .5in; mso-list: l0 level1 lfo4; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-size: 12.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">      </span></span></span><span style="font-size: 12.0pt;">orang yang berwasiat dalam kebenaran dan kesabaran</span></div><div class="MsoBodyTextIndent"><div style="text-align: justify;"><i><span style="font-size: 12.0pt;">Iman</span></i><span style="font-size: 12.0pt;"> adalah kebenaran yang kita pahami dan kita yakini secara rasional dan emosional menyangkut pengetahuan akal dan keyakinan hati</span></div></div><div class="MsoBodyTextIndent"><div style="text-align: justify;"><i><span style="font-size: 12.0pt;">Beramal shaleh</span></i><span style="font-size: 12.0pt;"> berarti mengaflikasikan kebenaran dari iman tadi. Menurut <b>Ibnul Qayyim</b>, jika seseorang sudah beriman dan beramal shaleh maka dia sudah sempurna secara pribadi atau shaleh secara pribadi. Tapi Islam tidak menginginkan keshalehan tersebut disimpan sendiri tetapi hendaknya didistribusikan kepada orang lain sehingga lahirlah keshalehan kolektif (keshalehan social) yang bisa dilakukan dengan cara “saling berwasiat dalam kebenaran dan kesabaran” <i>(tawasau bil haq I wa tawasau bi shshabr)</i></span></div></div><div class="MsoBodyTextIndent"><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt;">Pada akhirnya nanti “proses saling berwasiat” ini melahirkan pengalaman yang manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh pelakunya artinya proses penciptaan keshalehan pribadi dan keshalehan kolektif (social,orang lain) bukan hanya pengetahuan belaka tetapi sudah mencapai “kelezatan iman”</span></div></div><div class="MsoBodyTextIndent"><span style="font-size: 12.0pt;">Contoh Di Fakultas Ekonomi kita diajarkan bagaimana cara menjadi kaya. Ini namanya pengetahuan. Tapi jika kita punya uang, defosito 10 miliyar di Bank, maka inilah yang namanya pengalaman.</span></div><div class="MsoBodyTextIndent"><br /></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="text-indent: 0in;"><span style="font-size: 12.0pt;">KUALIFIKASI MUSLIM “KHAIRU UMMAH”</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="text-indent: 0in;"><span style="font-size: 12.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;">            </span>Setiap orang harus melalui tiga tangga untuk menjadikan dirinya <i>“Khairu Ummah”</i> yang siap mengaktualisasikan Islam dalam berbagai dimensi kehidupan kita.</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: .25in; mso-list: l1 level1 lfo1; tab-stops: list .25in; text-indent: -.25in;"><b><span style="font-size: 12.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">      </span></span></span></b><b><span style="font-size: 12.0pt;">Afiliasi</span></b></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: .25in; text-indent: 0in;"><span style="font-size: 12.0pt;">Adalah memahami dengan baik alasan kita memilih Islam sebagai <i>“way of life”</i> yang dibuktikan dengan tiga komitmen</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-size: 12.0pt;">a. <span style="mso-tab-count: 1;">  </span>Komitmen akidah pada Islam</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-size: 12.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;">      </span>Kita memahami semua ajaran Islam sebagai sebuah system tatanan kehidupan yang mampui membaca dan memahami berbagai peristiwa dan masalah kehidupan dalam kaca mata Islam.</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: .5in; mso-list: l2 level1 lfo2; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-size: 12.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">      </span></span></span><span style="font-size: 12.0pt;">Komitmen metodologi/ syari’ah</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: .5in; text-indent: 0in;"><span style="font-size: 12.0pt;">Menjadikan Islam sebagai akhlak dan perilaku sehari-hari baik sebagai pribadi, keluarga , masyarakat, pekerja dsb dalam semua segi kehidupan kita</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-size: 12.0pt;">c.<span style="mso-tab-count: 1;">   </span>Komitmen sikap/akhlak</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: .5in; text-indent: 0in;"><span style="font-size: 12.0pt;">Disinilah tahap iman dan amal shaleh. Kebenaran-kebenaran yang sudah kita yakini dan kita pahami tadi kemudaian kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Kita merupakan penjelmaan dari apa yang kita pikirkan dan kita rasakan. Hal inilah yang akan membentuk cara kita berakhlak</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: .5in; text-indent: 0in;"><br /></div><div class="MsoBodyTextIndent"><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt;">Tahap afiliasi ini merupakan tahapan menjadi <b><i><u>“shaleh secara pribadi”</u></i></b>. Pada umumnya kita hanya baru pada komitmen ideology )keyakinan) saja, sedangkan dua komitmen lainnya belum dimiliki. Oleh karena itu wajar kalau perjalannya menuju “Khairu Ummah” menjadi tersendat-sendat.</span></div></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: .25in; text-indent: -.25in;"><b><span style="font-size: 12.0pt;">2.<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>Partisipasi</span></b></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: .25in; text-indent: 0in;"><span style="font-size: 12.0pt;">Setelah khusyuk dalam iman dan amal shaleh pribadi, baru kita mulai terlibat dalam kehidupan social. Berarti kita disini harus bisa mendistribusikan kesalehan pribadi kepada orang lain agar menjadi keshalehan kolektif (social). Namun partipasi yang diinginkan haruslah partisipasi integral yang mengakar pada emosi kita seperti</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-size: 12.0pt;">a.<span style="mso-tab-count: 1;">   </span>Sense in-group</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: .5in; text-indent: -.25in;"><div style="text-align: left;"><span style="font-size: 12.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;">      </span>adalah rasa keterlibatan dengan kaum msulimin, merasa bagian dari kaum muslimin yang membentuk “ukhuwah” (persaudaraan) dan “ruhama” (saling menyayangi) serta memilki tingkat kepedulian terhadap masalah-masalah umat</span></div></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-size: 12.0pt;">b.<span style="mso-tab-count: 1;">   </span>Memiliki sejumlah ilmu social kemasyarakatan</span></div><div class="MsoBodyTextIndent2"><span style="font-size: 12.0pt;">Tujuannya adalah agar keterlibatan kita dilakukan dengan cara sadar, terarah dan dewasa contoh ilmu komunikasi, ilmu psikologi dll. Imam Bukhari berkata “ Berilmulah dulu sebelum beramal”</span></div><ol start="3" style="margin-top: 0in;" type="a"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo2; tab-stops: list .5in; text-align: justify;">Mengetahui dengan jelas lingkungan social budaya<span style="mso-spacerun: yes;">  </span></li></ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; text-align: justify;">Tujuannya agar kita tahu cara ber”amar ma’ruf nahi mungkar”</div><h1><b><span style="font-size: 12.0pt;">DISINILAH KITA MENJADI DA’I</span></b></h1><div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; text-indent: -.25in;"><b>3.<span style="mso-tab-count: 1;">   </span>Kontribusi</b></div><div class="MsoBodyTextIndent3"><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;">      </span>Adalah bahwa kita harus memilih satu bidang spesialisasi ilmu atau profesi yang kita yakini dapat menjadi unggul. Kita tidak akan pernah menjadi segalanya dan tidak akan pernah<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>sanggup melakukan segalanya. Kemampuan kita terbatas dan sebagai kontributor kita harus mengetahui titik kekuatan kita. Kemudian berikanlah karya terbaik kita kepada Islam sebagai bukti <i>“Khairu Ummah”</i>dengan perasaan tulus</span></div></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span style="mso-tab-count: 1;">      </span>Sebagian bidang kontribusi :</div><ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="a"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l3 level1 lfo3; tab-stops: list .5in; text-align: justify;">Bidang pemikiran/ilmiah</li><li class="MsoNormal" style="mso-list: l3 level1 lfo3; tab-stops: list .5in; text-align: justify;">Bidang Kepemimpinan</li><li class="MsoNormal" style="mso-list: l3 level1 lfo3; tab-stops: list .5in; text-align: justify;">Bidang Profesi</li><li class="MsoNormal" style="mso-list: l3 level1 lfo3; tab-stops: list .5in; text-align: justify;">Bidang Finansial</li></ol><h2><span style="font-size: 12.0pt;">DISINILAH KITA MENJADI MUJAHID <span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span></h2><div class="MsoBodyText"><div style="text-align: justify;"><span style="mso-tab-count: 1;">            </span>Jika ranah Keshalehan Pribadi, Seorang Da’I<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>sekaligus seorang Mujahid bersenergi pada diri seseorang maka <b>“biarkanlah mereka terpesona</b>” melihat aura kita. Karena kitalah yang akan memimpin dunia, karena hanya kitalah yang sanggup mengemban misi peradaban Islam dan<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>karena hanya kitalah yang sanggup meyongsong abad XXI. Karena kita <i>“ KHAIRU UMMAH”</i> (umat, generasi terbaik). <i>Allahu a’lam.</i></div></div><div class="MsoBodyText"><br /></div><div class="MsoBodyText"><span style="mso-tab-count: 8;">                                                                                               </span></div><br />

00.21

EKONOMI ISLAM MENCEGAH KRISIS TERULANG

GPAIKotabaru - 00.11

<br /> <br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBomq2cbGBmFhyphenhyphentZYKlqFphyphenhyphen6ztAP6AxrlOEpPQlS_pvYD7DJjkrEEtjvQYg0VoRU7PVVFqh_PM9wfleGbCQFPcZHj4BrKFBth21644bPjXbT1fU4fgYYxqA7BNDXEDn7A11VxvWnJgHs/s1600/ekonomi.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBomq2cbGBmFhyphenhyphentZYKlqFphyphenhyphen6ztAP6AxrlOEpPQlS_pvYD7DJjkrEEtjvQYg0VoRU7PVVFqh_PM9wfleGbCQFPcZHj4BrKFBth21644bPjXbT1fU4fgYYxqA7BNDXEDn7A11VxvWnJgHs/s320/ekonomi.jpg" width="320" /></a></div><br /><div align="center" class="MsoBodyText" style="text-align: center;"><i>“Kerusakan terjadi di mana-mana karena ulah tangan manusia” </i></div><div align="center" class="MsoBodyText" style="text-align: center;"><i>(Ar-Ruum, 30.34)</i></div><div class="MsoBodyText"><br /></div><div class="MsoBodyTextIndent">Sekarang ini, perekonomian dunia termasuk Indonesia tengah memasuki suatu fase yang sangat tidak stabil dan masa depan yang sama sekali tidak menentu. Setelah mengalami masa sulit karena tingginya inflasi, ekonomi dunia kembali mengalami resesi yang mendalam, tingkat pengangguran makin meningkat kronis, ditambah tingginya tingkat suku bunga riil serta fluktuasi nilai tukar yang tidak sehat. Anjloknya nilai tukar<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>mata uang negara-negara Asean misalnya terhadap Dollar Amerika. Dampaknya tentu saja kehancuran di sendi-sendi perekonomian negara yang sedang berkembang di Asean termasuk di Indonesia. Puluhan proyek-proyek raksasa terpaksa mengalami penjadwalan ulang, ratusan pengusaha gulung tikar, harga sembako dan jasa mengalami kenaikan tak terkendali.</div><div class="MsoBodyTextIndent">Meskipun proses penanggulangan dan penyembuhan dari penyakit-penyakit kronis ini sedang berlangsung terus namun berbagai ketidakpastian masih saja membayangi. Tingkat bunga yang terus tidak stabil dan cenderung<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>membumbung tinggi mengindikasikan bahwa proses penyembuhan mengalami kegagagan. Krisis tersebut semakin memprihatinkan karena bertambahnya kemiskinan ekstrim di banyak negara, berbagai bentuk ketidak adilan social ekonomi, besarnya defisit neraca pembayaran dan ketidakmampuan beberapa nergara berkembang untuk membayar hutang . . <b>Henry Kissinger</b> dan kebanyakan ekonom sepakat mengatakan bahwa <i>”Tidak ada satupun diantara teori atau konsep ekonomi sebelum ini yang tampak mampu menjelaskan krisis ekonomi dunia sekarang ini.”</i></div><div class="MsoBodyText"><b>KRISIS<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>1997/1998<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>TERULANG</b></div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: .5in;">Di tahun 2007 yang lalu halaman utama <b>Replublika</b> <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>membuat judul berita <b>“Situasi saat ini Mirip Krisis”</b> Judul tersebut merupakan kutipan/pernyataan langsung Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam sebuah konfrensi pers. Pernyataan tersebut hanyalah analisis/hipitesis beliau setelah ,mengikuti pertemuan internasional dengan para pejabat <b>ADB (Bank Pembangunan Asia)</b>dan konsultan asing di Kyoto-Jepang.</div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: .5in;">Hari berikutnya, Menteri Perekonomian dan Gubernur Bank Indonesia serta Tim Ekonomi SBY-JK tidak sepakat dengan pernyataan itu. Walaupun demikian kita tidak boleh menutup mata dengan fakta yang ada sbb: <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">pertama:</b> Sepuluh tahun sudah krisis berlalu tapi sampai sekarang masyarakat kecil masih merasakan dampaknya. Kesempatan mencari kerja begitu sulit. Kesejahteraan masyarakat bawah semakin buruk karena lonjakan harga-harga kebutuhan pokok. Rezim berubah tapi kondisi rakyat tidak berubah, malah semakin terpuruk</div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: .5in;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Kedua</b> : Krisis ini juga disebabkan<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>karena Indonesia mengalami stabilitas makro ekonomi semu yang dibuktikan dengan tingginya cadangan devisa negara tetapi tidak didukung oleh meningkatnya daya saing maupun produktifitas di sector riil (baca. UKM, UMKM). Derasnya dana-dana jangka pendek yang masuk ke Indonesia karena kelebihan likuiditas di pasar global mengakibatkan sector ekonomi finansial menggelembung <i>(bubble economy)</i> yang sewaktu-waktu bisa meledak kalau tidak dibarengi dengan meningkatnya sector riil di tengah-tengah masyarakat.</div><div class="MsoBodyText"><b>AKAR MASALAH</b></div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: .5in;">Diakui secara objektif bahwa pemerintah sudah berusaha melakukan berbagai upaya untuk memulihkan kondisi ini tetapi sangat disayangkan<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>bahwa usaha tersebut hanya bersifat komestikal, <b>hanya menyentuh bagian permukaan belum mencapai akar permasalahan yang sebenarnya. </b></div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: .5in;">Target yang mesti dicapai adalah <b>kesejahteraan dan kesehatan social yang terpancar dari kesadaran manusia disertai dengan keadilan dan keterbukaan </b>pada semua tingkat interaksi manusia. Target hanya bisa dicapai jika ada <b>transformasi moral </b>pada setiap individu.</div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: .5in;">Kebahagian manusia tergantung kepada pemenuhan kebutuhan material dan spritual yang seimbang. Tetapi dengan adanya degradasi moral akhirnya munculah jiwa-jiwa konsumtiv yang menyebabkan ketidakseimbangan dalam sikap dan aspirasi.</div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: .5in;">Ada semacam keinginan berlebihan atau pemuasan keinginan material yang sudah menjangkit pada masyarakat <i>“modern”</i>kita. Seluruh upaya, secara langsung maupun tidak langsung bahkan jalan halal maupun haram dilakukan hanya untuk memuaskan nafsu sesaat. Jiwa-jiwa hedonisme, materialisme dan konsumtivisme melanda hampir dieleruh anggota masyarakat.. <b>John K. Galbraith</b> (The New Industrial State. h. 153) menyatakan bahwa <i>“konsumsi<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>barang telah menjadi sumber kenikmatan yang paling besar dan tolak ukur prestasi manusia yang paling tinggi”</i>. Dengan demikian yang terjadi adalah symbol-simbol genggsi keinginan manusia yang tidak terbatas dan teratur. Hasilnya : setiap orang bekerja keras hanya untuk memburu kesenangan materi sehingga tidak cukup waktu untuk pemenuhan kebutuhan spritual</div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: .5in;">Minimnya kebutuhan spritual mengakibatkan peningkatan kesejahteraan tidak diikuti oleh pemerataan social ekonomi. Yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin. Sikap individualistis adalah salah satu penyebabnya. Penyebab lain al:</div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: .5in;"><i>Pertama</i> : secara factual dan syar’I praktek ribawi sudah mendarah daging di dalam tubuh bangsa Indonesia baik secara individu maupun secara negara. Secara individu misalnya mungkin<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>lebih 50 % jumlah penduduk Indonesia diperkirakan pernah melakukan transaksi ribawi dalam kegiatan ekonominya. Secara negara, praktek ribawi sudah menjadi tulang punggung perekonomian. Makanya 30 % dari APBN digunakan untuk membayar bunga hutang. Jumlah ini jauh melebihi anggaran pendidikan. Jadilah ribalah diantara penyebab keterpurukan ekonomi, krisis dan ketidakstabilan ini. Negara kita sudah terjerat dalam perangkap rentenir dunia. Allah berfirman : <i>“ Orang-orang yang memakan (mengambil)<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinyaorang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila….QS. Al-Baqarah : 275”</i></div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: .5in;"><i>Kedua</i> : Lebih dominannya (baca: monopoli) sector finasial/non-riil yang ribawi dibandingkan sector riil (baca: UKM-UMKM) yang potensial dan mestinya diproduiktifkan Karena mereka adalah mayoritas dibandingkan hanya 2000 pemain asing yang menguasai bursa saham Indonesia. Makanya wajar kalau perbaikan kesejahteraan ekonomi rakyat kecil jauh dari harapan.</div><div class="MsoBodyText">SOLUSI ISLAM,</div><div class="MsoBodyText"><span style="mso-tab-count: 1;">            </span>Sangat mungkin dan nyata jika krisis dapat terulang, selama ekonomi kapatalis (ribawi) yang diterapkan , selama itu pula krisis tidak akan pernah hilang (tidak dapat berdiri….ini janji Allah, sesungguhnya Allah tidak mungkir janji). Karenanya sudah saatnya kita menjauhi system ekonomi kapitalis (ribawi) menggantikannya dengan system Ekonomi Islam. Sudah waktunya kita berperang melawan kapitalis global lalu mencontoh Rasulullah dan para sahabat yang telah berhasil menjadikan ekonomi non-ribawi sebagai dasar perekonomian negara. </div><div class="MsoBodyText"><span style="mso-tab-count: 1;">            </span>Dalam ekonomi Islam diajarkan konsep keberpihakan dan keadilan<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>pada rakyat kecil. Islam melarang kita menganiaya karenanya tidak ada satupun pemenuhan kebutuhan (kehidupan) hanya bersifat materi saja tetapi juga bersiafat imateri (spritual). Dari Islamlah kemudian muncul konsep-konsep ekonomi seperti konsep bagi hasil, murabahah (jual beli), Mudharabah, musyarakah (bersyarikat) dll<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>serta konsep yang memandang <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>bahwa setiap harta yang kita miliki <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>ada terselip <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>hak orang lain (2,5 %- 10 % zakat, infak dan shadaqah). Kalau konsep-konsep ini diterapkan maka terjadilah pemerataan kesejahteraan ekonomi, jurang antara si kaya dan si miskin semakin tipis dan pada akhirnya krisis bisa kita cegah. <i>Yakinlah Islam membawa rahmat bagi seluruh alam…Wallahu a’lam.</i></div><div class="MsoBodyText"><br /></div><div class="MsoBodyText"><i><span style="mso-tab-count: 9;">                                                                                                            </span>Kotabaru,2013</i></div><div class="MsoBodyText"><br /></div><div class="MsoBodyText"><i><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt;"></span></i></div><div align="right" class="MsoBodyText" style="text-align: right;"><i></i></div><div class="MsoBodyText"><br /></div><div class="MsoBodyText"><i><span style="mso-tab-count: 8;">                                                                                                </span><span style="mso-spacerun: yes;">       </span></i></div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: .5in;"><br /></div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: .5in;"><br /></div><div class="MsoBodyText"><br /></div><div class="MsoBodyText"><br /></div><div class="MsoBodyText"><br /></div><div class="MsoBodyText"><br /></div><div class="MsoBodyText"><br /></div><div class="MsoBodyText"><br /></div><div class="MsoBodyText"><br /></div><div class="MsoBodyText"><span style="font-size: 15.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">‘</span></div><div class="MsoBodyText"><br /></div><div class="MsoBodyText"><br /></div><div class="MsoBodyText"><br /></div><div class="MsoBodyText"><br /></div><div class="MsoBodyText"><br /></div><div class="MsoBodyTextIndent"><br /></div><div class="MsoBodyTextIndent"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><br /></div>

00.11

Memaknai HARDIKNAS 2013 : Dengan “ Mencari Ruh Pendidikan yang Hilang”

GPAIKotabaru - 23.47

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEb8i7y9WfQqzHtJIwGPdKrq8ZaRqrC8eFRWuouVsPnPja_5aXrbKZN0TDE9tiDOrQPp73khvwNyn6jUhu9ABIhaMrW2J9sepshl2oj4Q19vpkr4oHIZy0dTUxagPyY_w87YArkF-sYp4/s1600/ruh.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="217" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEb8i7y9WfQqzHtJIwGPdKrq8ZaRqrC8eFRWuouVsPnPja_5aXrbKZN0TDE9tiDOrQPp73khvwNyn6jUhu9ABIhaMrW2J9sepshl2oj4Q19vpkr4oHIZy0dTUxagPyY_w87YArkF-sYp4/s320/ruh.jpg" width="320" /></a></div>Sejarah silam membuktikan bahwa secara kuantitas umat Islam di jaman Rasulullah sangatlah sedikit tetapi secara kualitas mereka adalah orang-orang yang unggul dibidangnya. Umar Bin Khatab, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar, Ibnu Umar, Ibnu Mas’ud dll adalah para peemikir dan ilmuwan besar . Dibidang entrepreneur lahirlah Utsman bib Affan, Abdurrahman bin Auf dll. Di bidang Hukum lahirlah Ali bin Abi Thalib, Di bidang Intelijen lahirlah Hudzaifah, dibidang bahasa lahirlah Zait bin Tsabit dll. Mereka adalah orang-orang besar yang lahir kemuka bumi ini dengan pemikiran cemerlang dan melebihi jamannya pada saat itu<br />Mengapa demikian ?<br />Pertama : tidak bisa dipungkiri bahwa mereka lahir dari bimbingan sang maha guru yang tawadhu, jenius dan selalu mengamalkan ilmu yang diajarkannya yaitu Rasulullah SAW. Kedua: mereka adalah murid-murid sekaligus sahabat yang sangat menghormati sang guru sehingga kode etik antara guru dan murid selalu terjaga “Sami’na wa Atho’na” (Kami Dengar dan Kami Taat). Ketiga : Ada rahmat dan keberkahan yang diperoleh dari  proses transfer ilmu tersebut.<br />Ketiga alasan inilah yang menurut saya menjadi alasan utama, pertama dan mendasar yang menggambarkan fenomena pendidikan kita pada saat ini. Tentu masih banyak factor yang mempengaruhinya.<br />Misal : Semakin langkanya mencari sosok guru ideal mendekati  (30-50%) sosok Rasulullah SAW.<br />Misal: Murud-murid kita adalah sosok yang kritis karena ditempa oleh pesatnya jaman globalisasi dan menganut paham kawanisme (Guru sama dengan kawan) sehingga menghormati guru menjadi sesuatu yang sudah mulai kering, menipis bahkan hilang.<br />Dua misal diatas kemudian menjadi alasan Ilmu yang dtransfer menjadi tidak berkah dan jauh dari manfaat. Na’udzubilahi Min dzalik<br />Solusinya adalah<br />Kita harus merekontruksi kembali visi, misi system Pendidikan kita, pandangan hidup guru kita, misi kehidupan murid-murid kita tentang apa, siapa, darimana, hendak kemana kita sebagaimana manusia beriman, tentang alam, tentang lingkungan atau apapun yang mengitari kita.<br />Kalau proses rekontruksi tersebut berjalan dengan baik. Insya Allah Rahmat dan Keberkahan itu akan turun kepada kita, keluarga kita, masyarakat kita dan Negara kita. Wallahu ‘alam.

23.47

Metode Pengajaran di Sekolah Ala Pengajian Modern

GPAIKotabaru - 23.35

<br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUbdffkte5Bcmex0mV7Q752yAF7KZDVZRSwWXgsnm4S5mS7ia6ubTdn8QQ-SNbv0SiEyR8TfjPOw11hHr7x5gSxDUdMMvs9LRc8ZHlUR4ECSEXVf8gXIj2i5Trf0Zz62tPRarqmUzcAh4/s1600/modern.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="259" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUbdffkte5Bcmex0mV7Q752yAF7KZDVZRSwWXgsnm4S5mS7ia6ubTdn8QQ-SNbv0SiEyR8TfjPOw11hHr7x5gSxDUdMMvs9LRc8ZHlUR4ECSEXVf8gXIj2i5Trf0Zz62tPRarqmUzcAh4/s320/modern.jpg" width="320" /></a></div>Dari berbagai macam metode pengajaran yang ada saya memilih metode ala pengajian  modern yang menggabungkan metode pengajian  tradisional dengan kemajuan teknologi.  Walaupun saya yakin metode ini jauh / tidak sama sekali persis dengan  metode pengajian tapi minimal ada sebagian kecil yang saya adopsi  metodenya antara lain :<br />1.       Memulai pelajaran dengan membaca Salam, basmallah, walhamdulillah, sholawat dan istighfar serta mengajak siswa sama-sama membaca surat Al-Fatihah.<br />2.       Ada sebuah analogi sederhana sebagai berikut : “ Seorang anak bisa menonton TV berjam-jam, tetapi seorang anak akan merasa gelisah ketika belajar/berada di dalam kelas. Mengapa ? Jawabannya karena Menonton TV adalah aktivitas menyenangkan dan mengasyikan dengan audio visual yang menarik sementara belajar dikelas adalah pekerjaan yang membosankan dengan dendangan lagu lama “Aku masih seperti  yang dulu “. Oleh karena itulah saya berpendapat  seorang guru bukan hanya sebagai  pendidik tetapi juga sekaligus sebagai  intertrainer yang menyenangkan dan mengasyikan yang bisa menyelipkan “joke-joke” segar ditengah presentasinya atau me-“link” an presentasinya dengan cerita-cerita yang relevan.<br />3.       Mengintegrasikannya dengan kemajuan teknologi. Makanya setiap PBM saya selalu menggunakan multimedia yang melibatkan banyak  panca indera siswa. Untuk visualnya saya menggunakan LCD, untuk audionya saya menggunakan sound yang terhubung dengan Amplipier dan speaker dalam ruangan, untuk melibatkan perasaan siswa dalam pembelajaran saya presentasikan dengan  kata-kata dan video renungan. Konsepnya mirip dengan metode “ESQ”<br />4.       Untuk penutupnya saya dan siswa merangkum pelajaran bersama-sama ditambah dengan kata-kata “wallahu’alam” (hanya Allah yang Maha Benar dan Maha Mengetahui), mendo’akan siswa dan mengucap “mohon ampun dan maaf”..kemudian salam<br /><br /><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><br />

23.35

KEDAHSYATAN DAN KENGERIAN HARI KIAMAT

GPAIKotabaru - 21.42

<span style="font-size: small;"><span style="font-family: "book antiqua";"><b>Abul-Laits dengan sanadnya meriwayatkan dari Aisyah r.a. berkata: "Saya tanya kepada </b></span></span><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "book antiqua";"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfBSqZlJFRwPGJHjCA5qShEFAT-RQv9IWYf7iTTX_CqactBuuH3P63LrEYIM8a8fWCdFjLojey0CCAo-ps4B0ijBkne5miCoxOtEYFQIgmyeqhGOSOxqQUmbUHvyouQq7VaD_IOgl4nuk/s1600/kiamat1.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfBSqZlJFRwPGJHjCA5qShEFAT-RQv9IWYf7iTTX_CqactBuuH3P63LrEYIM8a8fWCdFjLojey0CCAo-ps4B0ijBkne5miCoxOtEYFQIgmyeqhGOSOxqQUmbUHvyouQq7VaD_IOgl4nuk/s1600/kiamat1.jpg" /></a></b></span></span></div><br /><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "book antiqua";"><b><span style="color: blue;">Rasullullah s.a.w.</span>, Apakah yang cinta itu ingat pada kekasihnya pada hari kiamat?" Jawab <span style="color: blue;">Rasullullah s.a.w.</span>: "Adapun ditiga tempat (masa) maka tidak ingat iaitu ketika ditimbang amal sehingga diketahui apakah ringan atau berat, ketika menerima lembaran catatan amal (suhuf) sehingga ia terima <i><span style="color: red;">imma</span></i>dari kanan atau dari kiri dan ketika keluar dari neraka ular naga lalu mengepung mereka dan berkata "Aku diserahi tiga macam: Orang mempersekutukan <span style="color: blue;">Allah s.w.t.</span> dengan lain Tuhan, dan orang yang kejam, penentang, zalim dan orang yang tidak percaya pada hari kiamat (hisab), maka diringkus semua orang-orang yang tersebut itu lalu dilemparkan semuanya dalam neraka jahannam, dan diatas neraka jahannam itu ada jambatan yang lebih halus dari rambut dan lebih tajam dari pedang, sedang dikanan kirinya bantolan dan duri-duri, sedang orang-orang yang berjalan diatasnya ada yang bagaikan kilat, dan bagaikan angin kencang, maka ada yang selamat, dan ada yang luka terkena bantolan duri, dan ada yang terjerumus muka kedalam neraka."</b></span></span> <br /><div align="left"><span style="font-size: small;">   <span style="font-family: "book antiqua";"><b>                     Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata: <span style="color: blue;">Rasullullah s.a.w.</span> bersabda: "Diantara dua kali tiupan sangkakala itu jarak empat puluh tahun (Tiupan untuk mematikan dan membangkitkan semula). Kemudian <span style="color: blue;">Allah s.w.t.</span> menurunkan hujan air bagaikan mani orang lelaki, maka timbullah orang-orang mati bagaikan timbulnya tanaman (sayur-sayuran)."</b></span></span></div><div align="left"><span style="font-size: small;">   <span style="font-family: "book antiqua";"><b>                     Abul-Laits juga telah meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata: <span style="color: blue;">Rasullullah s.a.w.</span> bersabda: "Ketika <span style="color: blue;">Allah s.w.t. </span>telah selesai menjadikan langit dan bumi, <span style="color: blue;">Allah s.w.t. </span>menjadikan sangkakala dan diserahkan kepada Malaikat Israfil, maka ia meletakkannya dimulutnya melihat ke Arsy menantikan bilakah ia diperintahkan." Saya bertanya: "Ya <span style="color: blue;">Rasullullah</span>, apakah shur (sangkakala) itu?" Jawab <span style="color: blue;">Rasullullah s.a.w.</span>: "Bagaikan tanduk dari cahaya." Saya bertanya lagi: "Bagaimana besarnya?" <span style="color: blue;">Rasullullah s.a.w.</span> menjawab: "Sangat besar bulatannya, demi Allah yang mengutuskanku sebagai <span style="color: blue;">Nabi s.a.w. </span>besar bulatannya itu seluas langit dengan bumi, dan akan ditiup hingga tiga kali iaitu pertama <i><span style="color: red;">Nafkhatul faza' </span></i>(untuk menakutkan), <i><span style="color: red;">Nafkhatus sa'aq </span></i>(untuk mematikan) dan <i><span style="color: red;">Nafkhatul ba'ats </span></i>(untuk menghidupkan kembali atau membangkitkan)."</b></span></span></div><div align="left"><span style="font-size: small;">   <b> <span style="font-family: "book antiqua";">                     Dalam riwayat Ka'ab hanya dua kali tiupan, iaitu mematikan dan membangkitkan. Firman <span style="color: blue;">Allah s.w.t.</span> yang berbunyi: <i><span style="color: red;">"Wa yauma yunfakhu fafazi'a man fissamawati waman fil ardhi illa man sya Allah</span></i>(Yang bermaksud) <i><span style="color: blue;">Dan pada hari ditiup sangkakala maka terkejut takut semua yang dilangit dan yang dibumi, kecuali yang dikehendaki oleh Allah.    </span></i><span style="color: red;">(Surah Annamel : 87)</span></span></b></span></div><div align="left"><span style="font-size: small;">   <b><span style="color: red; font-family: "book antiqua";">                     </span><span style="font-family: "book antiqua";">Dan pada saat itu tergoncangnya bumi, dan manusia bagaikan orang mabuk sehingga ibu yang mengandung gugur kandungannya dan yang meneteki lupa terhadap bayinya, dan anak-anak segera beruban dan syaitan-syaitan laknatullah berlarian. Maka keadaan itu berlaku beberapa lama kemudian <span style="color: blue;">Allah s.w.t.</span> menyuruh Israfil meniup sangkakala kedua.</span></b></span></div><div align="left"><span style="font-size: small;">   <b><span style="font-family: "book antiqua";">                     Firman <span style="color: blue;">Allah s.w.t. </span>yang berbunyi: <i><span style="color: red;">"Wa nufikhafishshuri fasha'iqa man fissamawati waman fil ardhi illa man sya Allah. Tsumma nufikha fihi ukhra fa idza hum qiyamun yandhurun. </span></i>(Yang bermaksud) <i><span style="color: blue;">Dan ketika ditiup sangkakala maka matilah semua yang dilangit dan bumi kecuali yang dikehendaki Allah, kemudian ditiup lagi, tiba-tiba mereka bangun dan melihat.   </span></i><span style="color: red;">(Surah Azzumar : 68)</span></span></b></span></div><div align="left"><span style="font-size: small;">   <b><span style="font-family: "book antiqua";">                     Mereka yang dikecualikan itu ialah roh orang-orang yang mati syahid, Jibrail, Mika'il, Israfil dan <span style="color: red;"><i>H</i></span><i><span style="color: red;">amalatul arsyi </span></i>serta Malaikatmaut, sehingga ketika ditanya oleh <span style="color: blue;">Allah s.w.t</span>: <i><span style="color: red;">"Siapakah yang masih tinggal dari makhluk</span><span style="color: blue;">Ku</span></i>?" Padahal <span style="color: blue;">Allah s.w.t.</span>lebih mengetahui. Jawab Malaikatmaut: "Ya Tuhan, <i><span style="color: blue;">Engkau </span></i>yang hidup, yang tidak mati, tinggal malaikat Jibril, Mika'il, Israfil, <span style="color: red;"><i>H</i></span><i><span style="color: red;">amalatul arsyi </span> dan aku." </i>Maka <span style="color: blue;">Allah s.w.t. </span>menyuruh Malaikatmaut mencabut roh mereka.</span></b></span></div><div align="left"><span style="font-size: small;">   <b><span style="font-family: "book antiqua";">                     Riwayat Muhammad bin Ka'ab dari seorang dari Abu Hurairah r.a. berkata: "Kemudian <span style="color: blue;">Allah s.w.t<i>.</i> </span> berfirman: <span style="color: red;"><i>"Harus mati Jibril, Mika'il, Israfil dan juga Hamalatul arsyi." </i></span>Kemudian <span style="color: blue;">Allah s.w.t.<i> </i></span>bertanya: <i>"<span style="color: red;">Hai Malaikulmaut, siapakah yang masih tinggal dari makhluk</span><span style="color: blue;">Ku</span>?"</i> Jawab Malaikulmaut: "Engkau Dzat yang hidup yang tidak akan mati, tinggal hambamu yang lemah, Malikulmaut." Firman <span style="color: blue;">Allah s.w.t.</span>: <i><span style="color: red;">" Hai Malaikulmaut, tidakkah kau mendengar  firman</span><span style="color: blue;">Ku</span><span style="color: red;">: "kullu nafsin dza'iqatul maut. </span></i>(Yang bererti) <i><span style="color: red;">Tiap makhluk</span><span style="color: blue;">Ku</span><span style="color: red;">,</span><span style="color: blue;">Aku </span><span style="color: red;">jadikan engkau untuk tugasmu itu, dan kini matilah engkau."</span></i> Maka matilah Malaikulmaut diperintah mencabut nyawanya sendiri, maka ia sendiri, tiba-tiba ia menjerit, yang andaikata waktu itu makhluk  lain masih hidup nescaya mereka semua akan mati kerana jeritan Malaikulmaut itu, lalu ia berkata: "Andaikan saya mengetahui bahawa pencabutan roh itu seberat ini nescaya aku akan lebih lunak ketika mencabut roh-roh orang mukmin." Kemudian matilah Malaikulmaut dan tiada tinggal satupun dari makhluk <span style="color: blue;">Allah s.w.t.</span> Kemudian <span style="color: blue;">Allah s.w.t.<i> </i></span>berfirman kepada dunia yang rendah ini: <i><span style="color: red;">"Dimanakah raja-raja dan putera-putera raja, dimanakah raksasa-raksasa dan putera-putera raksasa yang makan rezeki</span><span style="color: blue;">Ku</span><span style="color: red;">tetapi menyembah lain</span><span style="color: blue;">Ku</span><span style="color: red;">." </span></i>Kemudian <span style="color: blue;">Allah s.w.t.<i> </i></span>berfirman: <i><span style="color: red;">"Limanil mulkil yaum? Lillahilwahidil qahhar." </span></i>(Yang bermaksud) <i><span style="color: red;">Siapakah yang mempunyai hak milik pada hari ini?</span></i>. Pertanyaan ini tidak ada yang menjawab, maka <span style="color: blue;">Allah s.w.t.<i> </i></span>sendiri menjawab: <i><span style="color: red;">"hanya bagi </span><span style="color: blue;">Allah</span><span style="color: red;">yang tunggal dan memaksa segala sesuatu."</span></i></span></b></span></div><div align="left"><span style="font-size: small;">   <b><i><span style="color: red; font-family: "book antiqua";">                     </span></i><span style="font-family: "book antiqua";">Kemudian <span style="color: blue;">Allah s.w.t.</span>menyuruh langit menurunkan hujan bagaikan air mani lelaki selama empat puluh hari, sehingga air telah mengenang diatas segala sesuatu setinggi hasta, maka<span style="color: red;"><i></i></span><span style="color: blue;">Allah s.w.t.</span> menumbuhkan makhluk bagaikan tumbuhnya sayur-sayuran sehingga sempurna kerangka badannya sebagaimana semula dahulu, kemudian <span style="color: blue;">Allah s.w.t.<i> </i></span>menyuruh (berseru): <i><span style="color: red;">"Hiduplah hai Israfil dan Hamalatularsyi." </span></i>Maka hiduplah mereka. Lalu <span style="color: blue;">Allah s.w.t.</span> menyuruh Israfil meletakkan sangkakala dimulutnya, lalu <span style="color: blue;">Allah s.w.t.</span> menyuruh Israfil meniupnya untuk membangkitkan, maka keluarlah roh-roh bagaikan lebah telah memenuhi angkasa antara langit dan bumi, lalu masuklah roh itu kedalam jasad didalam hidung, maka bumi mengeluarkan mereka.</span></b></span></div><div align="left"><span style="font-size: small;">   <b><span style="font-family: "book antiqua";">                     <span style="color: blue;">Nabi Muhammad s.a.w. </span>bersabda: "Saya pertama orang yang keluar dari bumi." Dalam lain hadis: "Sesungguhnya <span style="color: blue;">Allah s.w.t.</span> jika telah jika telah menghidupkan Malaikat Jibrail, Mika'il, Israfil, maka mereka pergi kekubur <span style="color: blue;">Nabi Muhammad s.a.w. </span>membawa buraq dan perhiasan-perhiasan syurga, maka terbuka bumi untuk <span style="color: blue;">Baginda Rasulullah s.a.w.</span>  dan ketika melihat Jibril segera bertanya: "Ya Jibril, bagaimana ummatku? (Apakah yang diperbuat oleh <span style="color: blue;">Allah s.w.t. </span>terhadap ummatku?) Jawab Jibril: "Terimalah khabar gembira, kerana kau pertama yang kuluar dari bumi." Kemudian <span style="color: blue;">Allah s.w.t.</span> menyuruh Israfil meniup sangkakala, tiba-tiba serentak mereka bangkit melihat keadaan.  </span></b></span></div><div align="left"><span style="font-size: small;">   <b><span style="font-family: "book antiqua";">                     Abu Hurairah r.a meriwayatkan: "Maka keluarlah mereka dari kubur mereka dalam keadaan telanjang bulat, menuju kepada Tuhan mereka , kemudian berhenti disuatu tempat selama 70 tahun, <span style="color: blue;">Allah s.w.t. </span>membiarkan mereka, tidak melihat atau memutuskan keadaan mereka, mereka menangis sehingga habis air mat, dan mengeluarkan darah dan peluh sehingga banjir sampai kemulut, kemusian mereka dipanggil ke Mahsyar, mereka keburu-buruan menuju panggilan itu, maka apabila telah berkumpul semua makhluk, jin, manusia dan lain-lainnya, tiba-tiba terdengar suara yang keras dari langit, maka terbuka langit dunia dan turun daripadanya sepenuh penduduk bumi dari para Malaikat, dan mereka langsung berbaris, lalu bertanya: "Apakah ada diantara kamu yang membawa perintah Tuhan untuk hidab?" Dijawab: "Tidak ada." Kemudian turun ahli langit kedua dan berbaris pula, kemudian  turun prnduduk langit ketiga, dan seterusnya sampai langit ketujuh, masing-masing berlipat dari yang sebelumnya dan semua Malaikat itu melindungi penduduk bumi." </span></b></span></div><div align="left"><span style="font-size: small;">   <b><span style="font-family: "book antiqua";">                     Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata: "Sesungguhnya <span style="color: blue;">Allah s.w.t. </span>akan menyuruh langit dunia maka terbelah dan mengeluarkan semua Malaikat yang ada didalamnya, maka turun semuanya dan mengepung bumi dengan apa yang ada dibumi, kemudian langit kedua dengan isinya, kemudian yang ketiga dengan isinya, kemudian keempat dengan isinya, kemudian kelima dengan isinya, kemudian keenam dengan isinya sehinggalah merupakan tujuh barisan Malaikat, setengahnya dikepung oleh setangahnya, sehingga penduduk jika pergi kemana sahaja mereka mendapati tujuh berisan Malaikat itu seperti mana firman <span style="color: blue;">Allah s.w.t.</span>: <i><span style="color: red;">"Ya ma'syaral jinni wal insi inis tatha' tum an tanfudzu min aqtharissamawati wal ardhi fan fudzu la tanfudzuna illa bisulthan." </span></i>(Yang bermaksud) <i><span style="color: red;">"Hai para jin dan manusia jika kamu dapat menembus langit dan bumi, maka silakan menembusnya. Dan kamu tidak akan menembusnya kecuali dengan kekuatan."</span></i></span></b></span></div><div align="left"><span style="font-size: small;">   <b><i><span style="color: red; font-family: "book antiqua";">                     </span></i><span style="font-family: "book antiqua";">Firman <span style="color: blue;">Allah s.w.t. </span>lagi: <i><span style="color: red;">"Wayauma tasyaqqaqussama'u bil ghomami wanuzzilal malaikatu tanzila." </span></i>(Yang bermaksud) <i><span style="color: red;">"Dan pada hari terbelahnya langit dengan awan, dan diturunkan para Malaikat dengan seketika."</span></i></span></b></span></div><div align="left"><span style="font-size: small;">   <b><span style="font-family: "book antiqua";">                     Abu Hurairah r.a. berkata: "</span></b></span><b><span style="font-family: "book antiqua";"><span style="color: blue;">Nabi Muhammad s.a.w. </span>bersabda: <span style="color: blue;">Allah s.w.t. </span>telah berfirman: <i><span style="color: red;">"Hai para jin dan manusia, aku nasihatkan kepadamu, sesungguhnya yang tercatat dalam lebaran hanya amalmu sendiri, kerana itu siapa yang mendapatkan didalamnya kebaikan, hendaklah mengusapkan : Alhamdulillah dan siapa yang mendapat lain dari itu, maka jangan menyalahkan yang lain kecuali dirinya sendiri. Kemudian </span><span style="color: blue;">Allah </span><span style="color: red;">menyuruh jahannam, maka keluar daripadanya binatang yang panjang mengkilat gelap lalu berkata-kata. Maka </span><span style="color: blue;">Allah </span><span style="color: red;">berfirman: "Alam a'had ilaikum ya bani Adama alla ta'budusy syaithana innahu lakum aduwwun mubin. Wa ani'buduni hadza shiraatum mustaqim. Walaqad a adholla minkum  jibilla katsiera afalam takuni ta'qilun. Hadzihi jahannamullati kuntum tu'aduun. Ish lauhal yauma bima kuntum takfurun. </span></i>(Yang bermaksud) <i><span style="color: red;">Tidak Aku telah berpesan kepadamu: Jangan menyembah syaitan, sesungguhnya ia musuhmu yang nyata-nyata. Dan sembahlah Aku. Inilah jalan yang lurus. Dan ia telah menyesatkan ummat-ummat yang banyak dari kamu. Apakah kamu tidak berakal </span></i>(berfikir)<i><span style="color: red;">dan menyedarinya. Inilah neraka jahannam yang telah diancamkan </span></i>(Peringatan)<i><span style="color: red;"> kepadamu. Masuklah kamu kini, oleh sebab kekafiranmu."</span></i></span></b></div><div align="left">   <b><span style="font-family: "book antiqua";">                     Maka pada saat itu bertekuk lutut tiap-tiap ummat, sebagaimana firman <span style="color: blue;">Allah s.w.t.</span>: <i><span style="color: red;">"Wa tara kulla ummatin jatsiyatan kullu ummatin tud'a ila kitabiha."</span></i> (Yang bermaksud) <i><span style="color: red;">Disini kamu melihat tiap-tiap ummat </span></i>(orang)<i><span style="color: red;">bertekuk lutut, tiap ummat dipanggil untuk menerima suratan amalnya." </span></i>Lalu <i><span style="color: blue;">Allah s.w.t.</span><span style="color: red;"> </span></i>memutuskan pada semua makhluk<span style="color: blue;">Nya</span>. Dan antara binatang-binatang buas atau ternak, sehingga kambing-kambing yang tidak bertanduk diberi hak membalas kambing yang bertanduk, kemudian diperintahkan menjadi tanah semua binatang-binatang itu. Dan disaat itu orang kafir berkata: "Aduh sekiranya aku menjadi tanah." Kemudian <span style="color: blue;">Allah s.w.t.</span>memutuskan antara semua hamba<span style="color: blue;">Nya</span>.</span></b></div><div align="left">   <b><span style="font-family: "book antiqua";">                     Nafi' dari Ibn Umar r.a. berkata: <span style="color: blue;">Nabi Muhammad s.a.w. </span>bersabda: "Manusia akan dibangkitkan kembali kepada Tuhan pada hari kiamat, sebagaimana keadaan mereka ketika dilahirkan dari perut ibunya telanjang bulat. Siti Aisyah berkata: "Laki perempuan berkumpul ya <span style="color: blue;">Rasullullah</span>? Jawab <span style="color: blue;">Nabi Muhammad s.a.w.</span>: "Ya." Siti Aisyah berkata: "Alangkah malunya, kemaluanku dapat dilihat setengah pada setengahnya." <span style="color: blue;">Nabi Muhammad s.a.w. </span>sambil memukul bahu Aisyah bersabda: "Hai puteri dari putera Abu Quhafah, kesibukan orang-orang pada saat itu tidak memungkinkan akan melihat itu, orang-orang pada mengarahkan pandangan kelangit, berdiri selama empat puluh tahun tidak makan, tidak minum, ada yang berpeluh sampai tumit, sampai betis, sampai perut dan ada sampai mulut, kerana lamanya berhenti, kemudian berdiri para Malaikat mengelilingi arsy, lalu <span style="color: blue;">Allah s.w.t.</span>menyuruh menyeruan nama fulan bin fulan, maka semua yang hadir melihat-lihat orangnya, lalu keluar prang itu untuk menghadapi<span style="color: blue;"> Tuhan Rabbul A'alamin.</span> Dan bila telah melihat Rabbul A'alamin dipanggil orang-orang yang pernah dianiaya oleh orang itu untuk diberikan dari hasanat kebaikannya kepada orang-orang yang teraniaya itu, kerana pada saat itu tidak ada pembayaran dengan mas, perak (dinar, dirham), maka orang-orang selalu menagih sehingga habis hasanatnya, maka diambilkan dari dosa-dosa orang-orang yang dianiaya itu untuk dipikulkan kepadanya, kemudian jika selesai semua maka diperintahkan: <i><span style="color: red;">"Kembali ketempatmu dalam neraka hawiyah </span></i>(jahannam) <i><span style="color: red;">kerana pada hari ini tidak ada dhulum."</span></i> (penganiyaan), sesungguhnya <span style="color: blue;">Allah </span>amat segera perhitungan<span style="color: blue;">Nya</span>. Maka pada saat itu tidak ada seorang Malaikat yang muqarrab atau Nabi Rasul melainkan merasa bahawa tidak akan selamat, kecuali jika mendapat perlindungan <span style="color: blue;">Allah s.w.t.</span>"</span></b></div><div align="left">   <b><span style="font-family: "book antiqua";">                     Mu'adz bin Jabal r.a. berkata: <span style="color: blue;">Nabi Muhammad s.a.w. </span>bersabda: "Laa tazulu qadamaa abdin hatta yus'ala an arba. An umrihi fima afnaahu wa'an jasadihi fima ablaahu wa'an ilmihi ma amila bihi wa'an maalihi min aina iktasabahu wafima anfaqahu. (Yang bermaksud) Tidak dapat bergerak kaki seorang hamba sehingga ditanya tentang empat: Umurnya digunakan apa sampai habis. Dan badannya dalam apa ia rosakkan. Dan ilmunya apa ia pergunakan (apakah diamalkan). Dan hertanya dari mana ia dapat dan kemana ia keluarkan.</span></b></div><div align="left">   <b><span style="font-family: "book antiqua";">                     Ikrimah berkata: Seorang ayah akan memegang anaknya pada hari kiamat dan berkata: "Saya ayahmu ketika didunia." Maka anak itu memuji kebaikannya lalu ayah itu berkata: "Hai anak, kini saya berhajat kepada hasanatmu yang sekecil dzarrah, kalau-kalau saya dapat selamat dengan itu dari apa yang kau lihat ini." Jawab anaknya: "Saya juga takut dari apa yang kau takutkan itu kerana itu tidak dapat memberikan kepadamu sedikitpun." Lalu pergi kepada isterinya dan berkata kepadanya: "saya dahulu suamimu didunia." Maka dipuji oleh isterinya, lalu berkata: "Saya ini minta  kepadamu satu hasanat, kalau-kalau saya boleh selamat dari apa yang kau lihat ini." Jawab isterinya: "saya juga takut dari itu terhadap diriku seperti engkau." Sepertimana firman <span style="color: blue;">Allah s.w.t.</span> yang berbunyi: <i><span style="color: red;">"Wain tad'u muts qalatun ila himliha laa yuhmal minhu syai'un walaukaana dza qurba."</span></i>(Yang bermaksud) <span style="color: red;"><i>"Dan orang keberatan pikulannya itu jika memanggil lain orang untuk memikulkan sebahagian tidak akan dipikulkan sedikitpun, meskipun yang dipanggil itu kerabat yang dekat."</i></span></span></b></div><div align="left">   <b><span style="font-family: "book antiqua";">                     Ibn Mas'ud berkata: <span style="color: blue;">Nabi Muhammad s.a.w. </span>bersabda yang berbunyi: "Innal kafir layul jamu biaroqihi walau ilaannar. (Yang bermaksud) Orang kafir akan tenggelam dalam peluhnya kerana lamanya hari itu sehingga ia berdoa: "Ya Tuhan, kasihanilah aku, meskipun masuk kedalam neraka."</span></b></div><div align="left">   <b><span style="font-family: "book antiqua";">                     Abu Ja'far meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibnu Abbas r.a. berkata: <span style="color: blue;">Nabi Muhammad s.a.w.  </span>bersabda: "Tiada seorang nabi melainkan ia mempunyai doa yang mustajab, dan semuanya sudah menggunakan doa itu didunia, sedang saya masih menyimpan doa itu, untuk saya gunakan sebagau syafa'at bagi ummatku pada hari kiamat. Ingatlah bahawa sayalah yang terkemuka dari semua anak Adam dan itu bukan bangga, dan saya juga yang pertama bangkit dari bumi, juga bukan kerana bangga, dan panji Alhamd ditanganku pada hari kiamat yang dibawahnya ada Adam dan anak cucunya, juga tidak bangga dengan itu. Pada kiamat kesukaran dan kerisauan manusia akan bertambah dahsyat sehingga mereka datang pada Nabi Adam a.s. dan berkta: "Hai Abulbasyar (Ayah dari semua manusia), berikan syafa'atmu (bantuanmu) bagi kami dengan minta Tuhan, supaya segera menyelesaikan kami ini. Jawab Adam: "Itu bukan bagian saya, saya telah diusir keluar dari syurga kerana dosaku, dan kini aku tidak memikirkan sesuatu kecuali diriku sendiri, lebih baik kamu pergi kepada Nuh a.s. kerana ia sebagai Nabi yang pertama. Maka mereka pergi kepada Nuh dan berkata: "Tolonglah kamu mintakan kepada Tuhan supaya lekas membebaskan kami." Jawab Nabi Nuh a.s.: "Bukan bagianku, saya telah mendoakan penduduk bumi sehingga tenggelam semuanya, dan kini tidak ada yang aku fikirkan kecuali diriku sendiri, tetapi kamu lebih baik pergi kepada Nabi Ibrahim a.s. Khalilullah. Maka  pergilah mereka kepada Nabi Ibrahim a.s. dan berkata: "Tolonglah kami disisi Tuhan supaya segera memutuskan urusan kami." Jawab Nabi Ibrahim a.s: "Itu bukan urusanku sebab saya telah dusta tiga kali. <span style="color: blue;">Rasulullah s.a.w. </span>bersabda: " keriga-tiganya itu kerana mempertahankan agama <span style="color: blue;">Allah</span>iaitu ketika ia diajak keupacara kaumnya, lalu ia menyatakan: "Inni saqiem (Sesungguhnya saya sakit), kali kedua ketika berkata: "Bal fa'alahu kabiruhum hadza." (Yang bermaksud) "Bahwa yang merosakkan berhala-berhala ini hanya ini lah yang terbesar dan kali ketiga ketika isterinya akan diganggu oleh Raja yang zalim, lalu ia berkata: "ini saudaraku." kerana itu kini tidak ada sesuatu yang merisaukan hatiku kecuali bagaimana nasibku, tetapi kamu pergi kepada Musa a.s sebagai Kalimullah yang langsung mendengar firman-firman <span style="color: blue;">Allah</span>. Maka mereka langsung pergi kepada Nabi Musa a.s. dan berkata: "Tolonglah kami, gunakan syufa'atmu untuk mengadap Tuhan supaya menyelesaikan urusan kami ini." Jawab Nabi Musa a.s.: "Itu bukan urusanku, saya pernah membunuh orang tanpa hak, dan kini aku tidak memikirkan kecuali nasib diriku, tetapi kamu pergi kepada Nabi Isa a.s. Ruhullah dan Kalimatullah." Maka segera mereka pergi kepada Nabi Isa a.s dan berkata: "Berilah jasa syafa'atmu. mintalah kepada Tuhan supaya segera meringankan penderitaan kami ini." Jawabnya: "Saya telah diangkat bersama ibuku oleh orang-orang sebagai Tuhan, dan kini tidak ada sesuatu yang merisaukan aku kecuali urusanku sendiri, tetapi bagaimana pendapatmu kalau ada barang terbungkus dan ditutup, apakah dapat mencapai barang itu jika tidak dibuka penutupnya?" jawab mereka: "Tidak.' Maka ia berkata: "Sesungguhnya <span style="color: blue;">Nabi Muhammad s.a.w. </span>itu penutup dari semua nabi-nabi, dan <span style="color: blue;">Allah</span> telah mengampunkan baginya apa yang lalu dan yang kemudian, lebih baik kamu pergi kepadanya.Maka datanglah orang-orang itu kepadaku, lalu saya jawab kepada mereka: "Baiklah, sayalah yang akan membantu sehingga <span style="color: blue;">Allah </span>mengizinkan bagi siapa yang dikehendakinya dan diredhainya, maka tinggal sekehendak <span style="color: blue;">Allah</span>." Kemudian bila <span style="color: blue;">Allah </span>hendak menyelesaikan makhluk<span style="color: blue;">Nya</span>, maka ada seruan: "Dimanakah <span style="color: blue;"> Muhammad</span> dan ummat-ummatnya?" Maka kamilah yang terakhir didunia, dan yang pertama-tama hisabnya pada hari kiamat. Lalu aku berdiri bersama ummat-ummatku, maka ummat-ummat itu membukakan jalan untuk kami, sehingga ada suara, hampir saja ummat ini semuanya merupakan nabi-nabi, kemudian aku maju kepintu syurga dan mengetukmnya, lalu ditanya: "Siapakah itu?" Jawabku: "<span style="color: blue;">Nabi Muhammad Rasullullah.</span>" Lalu dibukakan dan segera aku masuk dan bersujud kepada Tuhan serta memuja muji kepada Tuhan dengan pujian yang belum pernah diucapkan oleh seorang pun sebelumku, kemudian aku diperintah: <i><span style="color: red;">Irfa' ra'saka wa qul yusina' wasai tu'tha, wasy fa tusyaffa." </span></i>(Yang bermaksud)<i><span style="color: red;"> Angkatlah kepalamu, dan katakan akan didengar, dan mintalah akan diberikan syafa'atmu akan diterima."</span></i>. Maka saya memberikan syafa'atku pada orang-orang yang didalam hatinya ada seberat semut (dzarrah) atau jagung dari iman keyakinan disamping syahadat an la ilaha illallah wa anna <span style="color: blue;">Muhammad Rasulullah</span>."</span></b></div><div align="left">   <span style="font-family: "book antiqua";"><b>                     Umar bin Alkhoththob r.a. ketika masuk kemasjid bertemu dengan Ka'bul Ahbar sedang memberikan nasihat pada orang ramai, maka Umar berkata kepadanya: "Berilah kami nasihat dan cerita-cerita yang dapat menambahkan takut kepada <span style="color: blue;">Allah s.w.t.</span>" Maka Ka'bul Ahbar berkata: "Sesungguhnya ada Malaikat-malaikat yang dijadikan oleh <span style="color: blue;">Allah s.w.t.</span>berdiri tegak tidak pernah membongkokkan punggung mereka, dan yang lain sujud tidak pernah mengangkat kepalanya sehingga ditiup sangkakala, dan mereka bertasbih: <i><span style="color: red;">Subhanakallahumma wabihamdika ma abadnaaka haqqa ibadatia wa haqqa ma yanbaghi laka an tu'bada.</span></i> (Yang bermaksud) <i>Maha suci <span style="color: blue;">Engkau</span> ya <span style="color: blue;">Allah</span>dan segala puji bagi<span style="color: blue;">Mu</span>, kami tidak dapat beribadat kepada<span style="color: blue;">Mu</span> sepenuh ibadat yang layak kepada<span style="color: blue;">Mu</span>, yang layak bagi<span style="color: blue;">Mu</span> untuk disembah.</i></b></span> <span style="font-family: "book antiqua";"><b>Demi Allah yang jiwaku ada ditangannya, neraka jahannam akan diperdekatkan pada hari kiamat lalu bergemuruh dan bila telah dekat ia bergemuruh dengan satu suara  dan disaat itu tidak ada seorang nabi atau orang yang mati syahid melainkan ia bertekuk lutut jatuh, maka tiap nabi, syahid atau siddiq hanya berdoa: "Ya Allah, saya tidak minta kecuali keselamatan diriku sehingga nabi Ibrahim lupa pada Ismail dan Ishak sambil berkata: "Ya Tuhan, aku khalilullah Ibrahim, dan pada saat itu andaikan engkau, hai putera Khoththob mempunyai seperti amal tujuh puluh nabi, nescaya kau mengira bahawa dirimu tidak akan selamat." Maka menangislah semua yang hadir. </b></span></div><div align="left">   <span style="font-family: "book antiqua";"><b>                     Ketika Umar melihat keadaan itu, lalu Umar berkata: "Hai Ka'ab, berikan kepada kami khabar yang menggembirakan." Maka berkata Ka'ab: Sesungguhnya bagi Allah s.w.t. ada 313 syari'ah, tidak seorang yang menghadap kepada Allah s.w.t. dengan salah satu syari'at itu asal disertai dengan Khalimah <span style="color: red;"><i>laa ilaha illallah </i></span>melainkan pasti dimasukkan oleh Allah s.w.t kedalam syurga demi Allah, andaikan kamu tahu besarnya rahmat Allah s.w.t., nescaya kamu malas beramal. Hai saudara-saudara, bersiap-siaplah menghadapi hari kiamat itu dengan amal yang soleh, dan menjauhi ma'siyat sebab tidal lama kau akan menghadapi kiamat dan menyesal tihadap masa hidupmu yang terbuang sia-sia, ketahuilah bahawa bila kau mati bererti telah tiba hari kaimatmu, sebagaimana kata Almughirah bin Syu'bah: "Kamu menantikan hari kiamat, padahal kiamatmu ialah saat kematianmu."</b></span></div><div align="left">   <span style="font-family: "book antiqua";"><b>                     Alqomah bin Qays ketika hadir janazah lalu ia berdiri diatas kubur dan berkata: "Adapun hamba ini maka telah tiba kiamatnya, sebab seorang mati maka melihat segala persoalan hari  kiamat, iaitu syurga, neraka dan Malaikat, dan ia tidak dapat berbuat suatu amal, maka ia bagaikan seorang yang berada pada hari kiamat, dan ia akan bangkit pada hari kiamat menurut keadaannya disaat matinya, maka sesungguhnya untung siapa yang penghabisan amalnya kebaikan."</b></span></div><div align="left">   <span style="font-family: "book antiqua";"><b>                     Abu Bakar Alwaasithi berkata: Keuntungan yang besar itu dalam tiga perkara iaitu hidup, mati dan kiamat. Adapun keuntungan hidup iaitu bila digunakan dalam taat kepada <span style="color: blue;">Allah s.w.t</span>, dan keuntungan mati bila ia mati dalam khalimat Syahadat iaitu <span style="color: red;"><i>Laailaha illallah</i></span>dan keuntungan hari kiamat bila bangkit dari kubur disambut dengan berita bahawa syurga tersedia untuknya."</b></span></div><div align="left">   <span style="font-family: "book antiqua";"><b>                     Yahya bin Mu'adz Arrazi ketika dibacakan dimajlisnya ayat yang berbunyi: <i><span style="color: red;">"Yauma nahsyurul muttqina ilarrahmani. Wa nasuqul mujrimina ila jahannama wirda." </span></i>(Yang bermaksud) <i><span style="color: red;">"Pada hari kiamat itu </span><span style="color: blue;">Kami </span><span style="color: red;">akan menghantar orang yang taqwa menghadap</span><span style="color: blue;">Arahman</span><span style="color: red;"> (</span><span style="color: blue;">Allah s.w.t.</span><span style="color: red;">) berkenderaan, sedang orang-orang yang durhaka </span><span style="color: blue;">Kami</span><span style="color: red;">iring keneraka berjalan kaki dan merasa haus."</span></i></b></span></div><div align="left">   <span style="font-family: "book antiqua";"><b>                     Lalu ia berkata: "Tenang-tenanglah hai manusia, kamu kelak akan dihadapkan kepada <span style="color: blue;">Allah s.w.t.</span> berduyun-duyun, dan menghadap pada <span style="color: blue;">Allah s.w.t. </span>satu persatu, dan akan ditanya semua amalmu secara terperinci kalimat demi kalimat, sedang para wali dihantar menghdap pada<span style="color: blue;"> Allah s.w.t.</span> berkenderaan, dan orang-orang yang durhaka didorong keneraka jahannam berbondong-bondong, dan semua akan terjadi bila bumi telah dilenyapkan, dan tiba Tuhanmu sedang Malaikat berbaris-baris, dan dihidangkan jahannam sebagai ancaman. Saudara-saudaraku, berhati-hatilah kamu dari kengerian sehari yang perkiraannya sama dengan lima puluh ribu tahun (didunia), hari yang mengetarkan, duka cita dan menyesal., itulah hari yang besar, hari bangkitnya semua manusia untuk menghadap kepada <span style="color: blue;">Rabbul Alamien</span>, hari perhitungan dan pertimbangan dan pertanyaan, hari kegoncangan, yang pasti, yang menakutkan, hari kebangkitan, hari dimana tiap manusia akan melihat apa yang telah dilakukannya. Hari dimana semua manusia dalam berbagai bentuk akan melihat amal perbuatannya, hari dimana wajah manusia putih berseri-seri dan lain wajah hitam, hari dimana seseorang tidak dapat menolong kerana lainnya, dan tidak berguna segala tipu daya, hari dimana seorang ayah tidak dapat membantu anaknya sedikit pun, hari dimana bahayanya bertebaran meluas, hari dimana tidak diterima uzur orang-orang yang zalim dan tetap mereka mendapat kutukan (laknat) serta siksa yang keji, pada hari dimana tiap manusia harus mempertahankan dirinya sendiri, pada hari dimana tiap ibu akan lalai terhadap bayi yang disusuinya, bahkan tiap ibu yang mengandung akan menggugurkan kandungannya dan orang-orang bagaikan orang mabuk tetapi tidak mabuk kerana minum arak, hanya kerana ngerinya siksaan<span style="color: blue;"> Allah s.w.t.</span>yang sangat keras."</b></span></div><div align="left">   <span style="font-family: "book antiqua";"><b>                     Muqatil bin Sulaiman berkata: "Makhluk akan berdiri menanti pada hari kiamat selama seratus tahun, tenggelam dalam peluhnya sendiri dan seratus tahun dalam kegelapan mereka bingung sedang seratus tahun lagi sibuk bagaikan gelombang mengajukan tuntutan kepada Tuhan. Sesungguhnya hari kiamat itu sekira lima ribu tahun, tetapi bagi seorang mukmin yang ikhlas bagaikan sesaat, kerana itu wahai orang yang sihat akal hendaklah sabar terhadap penderitaan dunia dalam melaksanakan taat kepada <span style="color: blue;">Allah s.w.t. </span>untuk memudahkan bagimu segala kesukaran-kesukaran hari kiamat."</b></span></div>

21.42

KEAJAIBAN SYUKUR

Rahasia Syukur, Sabar, dan Istighfar

“KHAIRU UMMAH”

EKONOMI ISLAM MENCEGAH KRISIS TERULANG

Memaknai HARDIKNAS 2013 : Dengan “ Mencari Ruh Pendidikan yang Hilang”

Metode Pengajaran di Sekolah Ala Pengajian Modern

KEDAHSYATAN DAN KENGERIAN HARI KIAMAT

Popular

Label Blog

Arsip Blog

Perangkat Kurikulum 2013

Media Pembelajaran

Tentang Saya

Ikuti Blog Ini